Mendidik Anak Mulai Dari Kandungan
artikel ini sebagian berasal dari penelitian dunia barat,tapi sekedar menambah pengetahuan,penting juga untuk di baca...sebagai umat muslim kita sebenarnya sudah ada amalan sunah bagi ibu hamil.
Cerdas- Sholeh sejak dalam rahim
Beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan barat dalam bidang perkembangan pralahir menunjukkan bahwa selama berada dalam rahim, anak dapat belajar, merasa dan mengetahui perbedaan antara gelap dan terang. Pada saat kandungan itu telah berusia lima bulan, setara dengan 20 minggu, kemampuan anak dalam kandungan untuk merasakan stimulus telah berkembang dengan cukup baik, sehingga proses pendidikan dan belajar dapat dimulai atau dilakukan.
Dalam buku cara baru mendidik anak sejak dalam kandungan , tulisan E. Rene van de carr, M.D. dan marc lehrer , Ph. D, ditegaskan bahwa kebiasan baik yang dibentuk secara konsisiten oleh ibu- ibu hamil pada dirinya dan bayinya selama kehamilan dapat mengurangi berbagai kesulitan yang mungkin timbul ketika sang anak sudah lahir ke dunia. Secara teratur mendengar irama musik tertentu (bisa dialihkan dengan mendengarkan suara murattal al- quran, misalnya) atau bercerita dan berdendang untuk si jabang bayi dalam kandungannya, atau melakukan relaksasi, akan memungkinkan ibu- ibu hamil bisa menjalin komunikasi dan membina hubungan positif dengan bayinya.
Menurut F.Rene van de carr, M. D dan Marc Lehrer, Ph. D., The American Association of The advancement of science pada tahun 1996 telah merangkum hasil penenlitian sejumlah ilmuwan dalam bidang stimulasi pralahir atau bayi, antara lain sebagai berikut:
pertama, Dr. Craig dari university of Alabama menegaskan bahwa program- program stimulasi dini meningkatkan nilai tes kecerdasan dalam pelajaran utama pada semua anak yang diteliti dari masa bayi hingga usia 15 tahun. Anak- anak tersebut mencapai kecerdasan 15 hingga 30 persen lebih tinggi
Kedua,Dr. Marion Cleves Diamond dari university of california, berkeley AS melakukan eksperimen bertahun- tahun dan mendapatkan hasil yang sama berulang- ulang bahwa tikus yang diberi stimulasi tidak hanya mengembangkan pen cabangan sel otak lebih banyak dan daerah kortikal otak yang tebal, tetapi juga lebih cerdas dan lebih trampil bersosialisasi dengan tikus- tikus lain.
Ketiga, the prenatal enrichment unit di hua chiew general hospital, di bangkok thailand yang dipimpin oleh Dr. C. Panthura Amphorn, telah melakukan penelitian yang sam aterhadap bayi pralahir, dan hasilnya disimpulkan bahwa bayi yang diberi stimulus pralahir akan cepat mahir bicara, menirukan suara, menyebutkan kata pertama, tersenyum secara spontan, mampu menoleh ke suara aorang tuanya, lebih tanggap terhadap suara irama, dan juga mengembangkan pola sosial lebih baik saat dewas.
Demikian juga riset yang dilakukan oleh Prof. Suzuki dari jepang, sebagaimana pernah dimuat dalam harian The japan Times Weekly Education ,bahwa stimulus yang diberikan terhadap janin sangat terkait dengan tingkat intelegensi anak. Jadi, sejak masih dalam kandungan, anak sebenarnya telah siap merespon stimulas- stimulasi edukatif yang diberikan kedua orangtuanya, terutama oleh ibunya.
Stimulasi ilmu, doa dan al-quran
Pertama,Setelah menyimak urgensi stimulasi bagi janin dalam rahim, ada beberapa metode yang bisa ditempuh oleh orangtua, khususnya ibu, untuk memberikan stimulasi pendidikan yang positif bagi anaknya yang masih dalam kandungan. Hal ini akan membawa efek positif bagi si janin. Para nabi dan orang- orang shalih terdahulu banyak melakukan doa ini, seperti nabi ibrahim (Ash- Shaffat:100, al- Furqan: 74), keluarga imran (ali imran : 38), nabi zakariya (al- anbiya:89, maryam: 5), nabi nuh (nuh: 28) dan lain- lain.
Kedua, metode ibadah dan dzikir. Keaktifan ibu melakukan berbagai amal ibadah maupun membaca dzikir- dzikir akan berpengaruh positif kepada anak dalam kandungan. Lebih baik lagi, jika ibu turut menyertakan anaknya dalam melakukan ibadah, atau saat akan berdziki. Misanya, ketika hendak melakukan shalat maghrib, ibu berkata,” hai nak, mari kita shalat!” sembari ibu menepuk atau mengusap- usap perutnya, atau ibu mengatakan,”mari nak kita berdzikir………subhanallahi wa bihamdih subhanallahil’azim…!
Ketiga, metode membaca atau menghafal. Yakni ibu membacakan buku, atau membaca al-quran dengan suara keras kepada anak. Demikian juga menghafal al- quran, ibu menepuk atau mengusap- usap perutnya, sembari mengatakan, “ mari nak, kita hafalkan surat an- naba’! ‘amma yatasa’alun….
Keempat, metode dialog. Yakni metode interaktif antara anak dalam kandungan dan orang- orang diluar rahim, seperti ibu, ayah, saudara- saudara bayi, atau keluarga lainnya. Dengan metode ini, diharapkan seluruh unsur anggota keluarga dapat dilibatkan untuk melakukan interaksi, yakni menjalin dan mengajak berkomunikasi secara dialogis dengan anak dalam kandungan.
Mengajak dialog janin dalam kandungan/ perut, menyambutnya dengan sapaan ramah tatkala si anak menendang- nendang perut ibunya atau bergerak- gerak, sembari ibu menepuk- nepuk atau mengusap- usap lembut pada bagian perut yang bergerak- gerak itu, dan mengatakan,” ada apa nak? Ayo bermain- main dengan ibu…! hal ini sangat positif sekali untuk merangsang kemampuan komunikasi dan emosional anak.
Wahai para ibu… ! jadilah anda guru bagi anak- anak anda, sejak mereka masih dalam rahim anda, sehingga potensi keshalihan dan kecerdasan anak anda akan mulai bersemi sejak ia belum terlahir di dunia ini.
Dan perlu saya tambahkan disini secara pribadi Kepada para ibu hamil, jadikan kesempatan hamil yang sedang ibu jalani untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah dan hindari maksiat semaksimal mungkin. Betapa banyak ibu hamil yang begitu ringan untuk membuka auratnya di depan umum, bahkan bisa jadi lebih parah dari pada sebelum hamil. Hati-hati, bisa jadi ini menjadi sebab Allah tidak menurunkan keberkahan bagi masa hamil Anda. Anda sedang membutuhkan pertolongan Sang Khaliq, Anda sedang sangat mengharapkan kasih sayang Sang Maha Rahmah. Karena itu, jangan membuat Tuhan anda murka.
tanks to : hayaqu.wordpress.com
Cerdas- Sholeh sejak dalam rahim
Beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan barat dalam bidang perkembangan pralahir menunjukkan bahwa selama berada dalam rahim, anak dapat belajar, merasa dan mengetahui perbedaan antara gelap dan terang. Pada saat kandungan itu telah berusia lima bulan, setara dengan 20 minggu, kemampuan anak dalam kandungan untuk merasakan stimulus telah berkembang dengan cukup baik, sehingga proses pendidikan dan belajar dapat dimulai atau dilakukan.
Dalam buku cara baru mendidik anak sejak dalam kandungan , tulisan E. Rene van de carr, M.D. dan marc lehrer , Ph. D, ditegaskan bahwa kebiasan baik yang dibentuk secara konsisiten oleh ibu- ibu hamil pada dirinya dan bayinya selama kehamilan dapat mengurangi berbagai kesulitan yang mungkin timbul ketika sang anak sudah lahir ke dunia. Secara teratur mendengar irama musik tertentu (bisa dialihkan dengan mendengarkan suara murattal al- quran, misalnya) atau bercerita dan berdendang untuk si jabang bayi dalam kandungannya, atau melakukan relaksasi, akan memungkinkan ibu- ibu hamil bisa menjalin komunikasi dan membina hubungan positif dengan bayinya.
Menurut F.Rene van de carr, M. D dan Marc Lehrer, Ph. D., The American Association of The advancement of science pada tahun 1996 telah merangkum hasil penenlitian sejumlah ilmuwan dalam bidang stimulasi pralahir atau bayi, antara lain sebagai berikut:
pertama, Dr. Craig dari university of Alabama menegaskan bahwa program- program stimulasi dini meningkatkan nilai tes kecerdasan dalam pelajaran utama pada semua anak yang diteliti dari masa bayi hingga usia 15 tahun. Anak- anak tersebut mencapai kecerdasan 15 hingga 30 persen lebih tinggi
Kedua,Dr. Marion Cleves Diamond dari university of california, berkeley AS melakukan eksperimen bertahun- tahun dan mendapatkan hasil yang sama berulang- ulang bahwa tikus yang diberi stimulasi tidak hanya mengembangkan pen cabangan sel otak lebih banyak dan daerah kortikal otak yang tebal, tetapi juga lebih cerdas dan lebih trampil bersosialisasi dengan tikus- tikus lain.
Ketiga, the prenatal enrichment unit di hua chiew general hospital, di bangkok thailand yang dipimpin oleh Dr. C. Panthura Amphorn, telah melakukan penelitian yang sam aterhadap bayi pralahir, dan hasilnya disimpulkan bahwa bayi yang diberi stimulus pralahir akan cepat mahir bicara, menirukan suara, menyebutkan kata pertama, tersenyum secara spontan, mampu menoleh ke suara aorang tuanya, lebih tanggap terhadap suara irama, dan juga mengembangkan pola sosial lebih baik saat dewas.
Demikian juga riset yang dilakukan oleh Prof. Suzuki dari jepang, sebagaimana pernah dimuat dalam harian The japan Times Weekly Education ,bahwa stimulus yang diberikan terhadap janin sangat terkait dengan tingkat intelegensi anak. Jadi, sejak masih dalam kandungan, anak sebenarnya telah siap merespon stimulas- stimulasi edukatif yang diberikan kedua orangtuanya, terutama oleh ibunya.
Stimulasi ilmu, doa dan al-quran
Pertama,Setelah menyimak urgensi stimulasi bagi janin dalam rahim, ada beberapa metode yang bisa ditempuh oleh orangtua, khususnya ibu, untuk memberikan stimulasi pendidikan yang positif bagi anaknya yang masih dalam kandungan. Hal ini akan membawa efek positif bagi si janin. Para nabi dan orang- orang shalih terdahulu banyak melakukan doa ini, seperti nabi ibrahim (Ash- Shaffat:100, al- Furqan: 74), keluarga imran (ali imran : 38), nabi zakariya (al- anbiya:89, maryam: 5), nabi nuh (nuh: 28) dan lain- lain.
Kedua, metode ibadah dan dzikir. Keaktifan ibu melakukan berbagai amal ibadah maupun membaca dzikir- dzikir akan berpengaruh positif kepada anak dalam kandungan. Lebih baik lagi, jika ibu turut menyertakan anaknya dalam melakukan ibadah, atau saat akan berdziki. Misanya, ketika hendak melakukan shalat maghrib, ibu berkata,” hai nak, mari kita shalat!” sembari ibu menepuk atau mengusap- usap perutnya, atau ibu mengatakan,”mari nak kita berdzikir………subhanallahi wa bihamdih subhanallahil’azim…!
Ketiga, metode membaca atau menghafal. Yakni ibu membacakan buku, atau membaca al-quran dengan suara keras kepada anak. Demikian juga menghafal al- quran, ibu menepuk atau mengusap- usap perutnya, sembari mengatakan, “ mari nak, kita hafalkan surat an- naba’! ‘amma yatasa’alun….
Keempat, metode dialog. Yakni metode interaktif antara anak dalam kandungan dan orang- orang diluar rahim, seperti ibu, ayah, saudara- saudara bayi, atau keluarga lainnya. Dengan metode ini, diharapkan seluruh unsur anggota keluarga dapat dilibatkan untuk melakukan interaksi, yakni menjalin dan mengajak berkomunikasi secara dialogis dengan anak dalam kandungan.
Mengajak dialog janin dalam kandungan/ perut, menyambutnya dengan sapaan ramah tatkala si anak menendang- nendang perut ibunya atau bergerak- gerak, sembari ibu menepuk- nepuk atau mengusap- usap lembut pada bagian perut yang bergerak- gerak itu, dan mengatakan,” ada apa nak? Ayo bermain- main dengan ibu…! hal ini sangat positif sekali untuk merangsang kemampuan komunikasi dan emosional anak.
Wahai para ibu… ! jadilah anda guru bagi anak- anak anda, sejak mereka masih dalam rahim anda, sehingga potensi keshalihan dan kecerdasan anak anda akan mulai bersemi sejak ia belum terlahir di dunia ini.
Dan perlu saya tambahkan disini secara pribadi Kepada para ibu hamil, jadikan kesempatan hamil yang sedang ibu jalani untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah dan hindari maksiat semaksimal mungkin. Betapa banyak ibu hamil yang begitu ringan untuk membuka auratnya di depan umum, bahkan bisa jadi lebih parah dari pada sebelum hamil. Hati-hati, bisa jadi ini menjadi sebab Allah tidak menurunkan keberkahan bagi masa hamil Anda. Anda sedang membutuhkan pertolongan Sang Khaliq, Anda sedang sangat mengharapkan kasih sayang Sang Maha Rahmah. Karena itu, jangan membuat Tuhan anda murka.
tanks to : hayaqu.wordpress.com
Post a Comment for "Mendidik Anak Mulai Dari Kandungan"
Terima kasih sudah singgah di blog kami yang sederhana ini,
* Jika artikel kami bermanfaat silakan berbagi di media sosial tombolnya ada di atas itu,
* Jika berkenan tinggalkan jejak anda di kolom komentar di atas/bawah ini...